
Kab. Nganjuk (Inmas) — Staf Khusus Menteri Agama RI, H. Abdul Rochman memberikan Pembinaan bagi pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk. Bertempat di Aula setempat, Pembinaan dilaksanakan pada Selasa, 28 Desember 2021.
Di hadapan sedikitnya 67 pejabat struktural dan fungsional yang terdiri kepala KUA, kepala madrasah, pengawas dan penyuluh agama Islam fungsional, Staf Khusus Menag RI mengawali kalimat pembinaannya dengan menyampaikan syukur dan terima kasih karena dapat hadir dan berjumpa secara langsung dengan ASN Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk.
Ia menyampaikan bahwa Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menerima pesan khusus dari Presiden RI Joko Widodo saat diberi amanat sebagai Menteri Agama. Pesan tersebut antara lain pertama, tidak boleh ada praktik transaksional dalam pengangkatan jabatan di Kementerian Agama.
Selain itu, Gusmen (sapaan akrab Gus Menteri) juga diminta untuk memikirkan pemerataan perbaikan perhatian dan kualitas pesantren. Menurutnya, selama ini perhatian pemerintah porsinya lebih besar kepada pesantren-pesantren besar saja sehingga perkembangannya menjadi tidak merata. “Dulu yang mendapat perhatian hanya pesantren itu-itu saja karena pesantren besar akan sangat bagus jika dijadikan laporan”, ungkapnya dalam menjelaskan salah satu program prioritas kemenag Kemandirian Pesantren.
Terkait moderasi beragama, ia mengungkapkan “Kita ingin mempertahankan Indonesia yang moderat ini terus abadi, karena Indonesia telah menjadi model kehidupan beragama yang agamis dan toleran,” terangnya.
Revitalisasi KUA menurutnya, selain fokus dalam perbaikan secara fisik atau sarana prasarana, juga diperlukan adanya standarisasi layanan sehingga mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat, salah satunya dengan sistem online. “Jadi antar KUA nanti terhubung, terkoneksi,” jelasnya. Sehingga Transformasi digital pelayanan Kementerian Agama dapat benar-benar terwujud.
Menutup pembinaannya, ia menjelaskan terkait keberangkatan umroh bagi jamaah Indonesia. “Umroh ini sebenarnya bisa dilaksanakan pertengahan Desember kemarin, tapi karena ada omicron, yang penularannya lima kali lebih cepat dibanding varian virus sebelumnya, maka Presiden memutuskan untuk menunda dulu semua perjalanan ke luar negeri,” terangnya. (Lq)